Berita

Uni Eropa resmi batalkan larangan mobil ICE tahun 2035

×

Uni Eropa resmi batalkan larangan mobil ICE tahun 2035

Sebarkan artikel ini


Eropa (ANTARA) – Rencana Uni Eropa (UE) untuk melarang mobil berbahan bakar fosil (ICE) mulai tahun 2035 resmi dibatalkan. Sebagai gantinya, Komisi Eropa, lembaga eksekutif utama UE, mengumumkan versi aturan yang lebih longgar, bersamaan dengan komitmen menyediakan hampir 1,5 miliar euro (Rp29,4 triliun) dalam bentuk pinjaman tanpa bunga untuk mendorong produksi sel baterai buatan UE.

Dalam aturan baru ini, produsen mobil yang menjual kendaraan penumpang baru di UE wajib menurunkan emisi knalpot hingga 90 persen dibandingkan level tahun 2021, lapor laman Insideevs, Rabu (17/12) waktu setempat.

Sebelumnya, proposal awal menetapkan penurunan 100 persen, yang pada praktiknya berarti pelarangan total mobil bermesin pembakaran.

Sisa 10 persen emisi harus dikompensasi, misalnya dengan menggunakan baja rendah karbon buatan UE dalam proses pembuatan kendaraan, atau dengan memakai bahan bakar berkelanjutan seperti e-fuels dan biofuel.

Sekilas, kebijakan ini terlihat sebagai konsesi besar dari Komisi Eropa setelah tekanan kuat dari industri otomotif. Namun pada kenyataannya, produsen tetap harus bekerja keras untuk menjual sebanyak mungkin kendaraan tanpa emisi dalam satu dekade ke depan.

Baca juga: Impian Uni Eropa wajibkan EV pada 2035 terganjal isu “hybrid”

Sebagai contoh, Volkswagen memiliki rata-rata emisi karbon dioksida 118,5 gram per kilometer pada tahun 2021 untuk seluruh armada mobil penumpangnya. Pada tahun 2035, angka ini harus turun menjadi hanya 11,85 g CO2/km.

Target tersebut tidak mungkin dicapai hanya dengan menjual mobil bensin dan diesel, karena itu, mobil hibrida, plug-in hybrid (PHEV), extended-range electric vehicles (EREV), dan mobil listrik murni berbasis baterai (BEV) akan memainkan peran besar dalam beberapa tahun mendatang.

Perlu dicatat, angka emisi ini dihitung berdasarkan standar WLTP, yang dikenal bisa menghasilkan perhitungan kurang akurat, terutama untuk PHEV.

Pembahasan untuk mengubah metode pengujian agar lebih realistis sudah dimulai beberapa bulan lalu, tetapi hingga kini belum ada perubahan yang diterapkan.

Sebagian pihak mengkritik pelonggaran aturan emisi 2035 karena dinilai bisa membuka pintu lebar bagi masuknya mobil hibrida dan PHEV buatan Tiongkok. Namun faktanya, produsen mobil Tiongkok sudah lebih dulu hadir di pasar UE, menjual EV dan PHEV.

Beberapa perusahaan, seperti Xpeng dan GAC, bahkan sudah merakit kendaraan di wilayah UE, dan jumlahnya diperkirakan akan bertambah.

Baca juga: UE longgarkan persyaratan nol emisi 2035 untuk mobil baru

Kabar baiknya, untuk mempermudah transisi menuju industri otomotif yang lebih bersih, Komisi Eropa juga mengumumkan strategi Battery Booster senilai 1,8 miliar euro (Rp35,3 triliun).

Program ini bertujuan membangun rantai nilai baterai berbasis UE, dengan 1,5 miliar euro di antaranya dialokasikan khusus untuk pinjaman tanpa bunga bagi fasilitas produksi baterai.

Selain itu, Komisi Eropa berjanji akan memangkas birokrasi agar produsen mobil lebih mudah mengakses insentif tingkat UE. Kategori baru Small Affordable Cars juga diperkenalkan, yang mencakup kendaraan listrik dengan panjang kurang dari 165 inci (4,2 meter).

Menurut Komisi Eropa, kategori ini memungkinkan negara anggota dan pemerintah daerah memberikan insentif yang lebih tepat sasaran, sehingga dapat meningkatkan permintaan mobil listrik kecil yang diproduksi secara eksklusif di UE.

Untuk kendaraan niaga ringan seperti van, target pengurangan emisi CO2 tahun 2030 diturunkan dari 50 persen menjadi 40 persen. Meski demikian, negara-negara anggota UE tetap wajib memastikan bahwa mulai 2030, sebagian tertentu dari mobil dan van perusahaan yang didaftarkan di wilayah mereka merupakan kendaraan nol emisi atau emisi rendah.

Target nasional yang bersifat wajib akan diterapkan, tetapi masing-masing negara diberi kebebasan penuh untuk menentukan cara terbaik mencapainya. Agar bisa menerima dana UE, kendaraan tersebut harus diproduksi di dalam Uni Eropa.

Baca juga: Upaya yang bisa ditempuh Jakarta menuju emisi nol karbon

Baca juga: Pemerintah tekankan identifikasi aksi iklim dukung Bali emisi nol 2045

Pewarta:
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *