Berita

Profil Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang terjaring OTT KPK

×

Profil Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang terjaring OTT KPK

Sebarkan artikel ini



Jakarta (ANTARA) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) yang kali ini menyasar lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Dalam operasi yang dilakukan hingga Jumat (7/11), lembaga antirasuah itu menangkap 13 orang, termasuk Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.

Penangkapan tersebut diduga berkaitan dengan praktik korupsi dalam proses mutasi dan rotasi jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.

Seusai ditangkap, Sugiri Sancoko langsung dibawa ke Gedung Merah Putih KPK di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif pada Sabtu (8/11).

Berikut profil lengkap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang tengah menjadi sorotan publik setelah terjaring OTT KPK.

Latar belakang Sugiri Sancoko

Sugiri Sancoko lahir di Dusun Darat, Desa Gelang Kulon, Kecamatan Sampung, Ponorogo, pada 26 Februari 1971.

Pria yang kini berusia 54 tahun itu merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dalam keluarga sederhana. Ayahnya, almarhum Sinto, dan ibunya, almarhumah Situn, dikenal sebagai petani.

Di kalangan masyarakat Ponorogo, ia akrab disapa Kang Giri. Ia menikah dengan Susilowati pada tahun 2000, dan dikaruniai tiga orang anak, yakni Jian Ayune Sundul Langit, Lintang Panuntun Qolbu, serta Gibran Cahyaning Pangeran.

Riwayat pendidikan

Kang Giri menempuh pendidikan dasar di SDN Gelangkulon (1978–1984), kemudian melanjutkan ke SMPN Badegan (1984–1987) dan SMKN 1 Jenangan Ponorogo (1987–1990).

Setelah beberapa tahun, ia kembali melanjutkan pendidikannya di Universitas Tritunggal Surabaya dan meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada 2006.

Tidak berhenti di situ, pada 2012 ia menempuh studi pascasarjana di Universitas Dr. Soetomo, dan berhasil meraih gelar Magister pada 2016.

Perjalanan karier dan kiprah politik

Sebelum terjun ke dunia politik, Sugiri Sancoko pernah berprofesi sebagai wartawan dan pengusaha reklame.

Karier politiknya dimulai pada 2009, ketika ia bergabung dengan Partai Demokrat dan terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Timur untuk periode 2009–2014. Ia kembali menjabat di DPRD pada periode berikutnya (2014–2015), sebelum akhirnya keluar dari Partai Demokrat pada 2015.

Tahun yang sama, ia mencoba peruntungan di Pemilihan Bupati (Pilbup) Ponorogo 2015 sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan Sukirno, namun kalah dari pasangan Ipong Muchlissoni-Soedjarno, karena hanya perolehan 36,8 persen.

Lima tahun kemudian, pada Pilbup Ponorogo 2020, Sugiri kembali maju, kali ini sebagai Calon Bupati bersama Lisdyarita sebagai wakil. Upaya keduanya ini, pasangan tersebut berhasil meraih kemenangan.

Sugiri dilantik sebagai Bupati Ponorogo periode 2021–2025 pada 26 Februari 2021, bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-50.

Kinerjanya selama menjabat membuatnya kembali dipercaya masyarakat. Pada Pilkada 2024, ia dan Lisdyarita kembali menang, memperpanjang masa kepemimpinannya untuk periode 2025–2030.

Keduanya menjadi pasangan kepala daerah yang menjabat dua periode berturut-turut di Ponorogo.

Laporan harta kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan pada 31 Maret 2025, Sugiri Sancoko tercatat memiliki kekayaan bersih senilai Rp6,36 miliar.

Sebagian besar kekayaan tersebut berupa tanah dan bangunan dengan nilai sekitar Rp5,78 miliar, serta harta bergerak lainnya senilai Rp218,9 juta, kas dan setara kas Rp204 juta, dan alat transportasi dan mesin sebesar Rp153 juta. Dalam laporannya, Sugiri tidak memiliki utang.

Baca juga: KPK dalami pengadaan Monumen Reog usai Bupati Ponorogo jadi tersangka

Baca juga: KPK sita sejumlah uang tunai dalam OTT Bupati Ponorogo

Baca juga: Segini harta kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang kena OTT

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *